“ANDRAGOGI” DAN
PENGEMBANGAN SDM
“Kemajuan sebuah bangsa
bukan terletak pada sumber daya alam yang dimilikinya, tapi pada sumber daya
manusianya (SDM)”
Sumber daya manusia (SDM) merupakan alah satu faktor kunci
dalam persaingan global, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan
memiliki ketrampilan serta dapt berdaya saing tingi dalam persaingan global
yang selama ini kadang terabaikan. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh
Bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia
usaha. Sumber daya manusia merupakan
aspek terpenting bagi kemajuan sebuah negara. Sumber daya manusia harus
ditingkatkan agar masyarakat Indonesia dan terkhusus di Kalimantan Utara bisa
bersaing dengan negara maju lainnya dan dengan adanya SDM yang meningkat maka
akan membawa Kaltara ke garda terdepan dalam pengembangan SDM.
Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang
vital dalam usahanya untuk mempertahankan hidup dan mengembangkan dirinya dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Belajar
sebagai suatu kebutuhan vital karena pesatnya kemajuan iptek yang menimbulkan
berbagai perubahan yang melanda segenap kehidupan dan penghidupan manusia.
Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan tuntutan hidup, kehidupan dan penghidupan yang senantiasa
berubah. Dengan demikian belajar merupakan suatu kebutuhan yang dirasakan
sebagai suatu keharusan untuk dipenuhi sepanjang usia manusia, sejak lahir
hinga akir hayat. (Syamsu Mappa, 1994:1)
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari
berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainya. Pembelajaran
tersebut harus diperhatikan oleh pendidik dalam memilih atau menentukan pendekatan dan
model pembelajaran. Proses belajar mengajar orang dewasa yang biasa disebut
“andragogi” adalah suatu proses berlangsungnya kegiatan yang dilakukan oleh
pelajar atau peserta didik dan pengajaran yang dilakukan oleh pendidik atau
pembimbing terhadap orang dewasa.
Andragogi berasal dari bahasa Yunani, andros (berarti orang
dewasa) dan agogos (berarti memimpin). Menurut Kartini Kartono (1997),
andragogi adalah ilmu membentuk manusia: yaitu membentuk kepribadian seutuhnya,
agar mereka mampu mandiri di tengah lingkungan sosialnya. Karena orang dewasa
yang sudah matang sebagai pribadi mempunyai kebutuhan dalam hal menetapkan
kebutuhan belajarnya masing-masing. Jika dilihat dari pengertian andragogi,
maka andragogi secara harfiah dapat diartikan sebagai seni dan pengetahuan
mengajar orang dewasa. Namun karena orang dewasa sebagai individu yang dapat
mengarahkan diri sendiri, maka dalam andragogi yang lebih penting adalah
kegiatan belajar dari peserta didik, bukan kegiatan mengajar dosen. Beberapa karakter
dari peserta didik dewasa antara lain: 1). Orang dewasa mempunyai
pengalaman yang berbeda-beda; 2). Orang dewasa lebih suka menerima saran
daripada digurui; 3). Orang dewasa lebih memberikan perhatian pada hal-hal yang
menarik bagi mereka dan menjadi kebutuhanya; 4). Orang dewasa lebih suka
dihargai daripada diberi hukuman atau disalahkan; 5). Orang dewasa yang pernah
mengalami putus sekolah, mempunyai kecenderungan untuk menilai lebih rendah
kemampuan belajarnya; 6).Apa yang bisa dilakukan orang dewasa menunjukkan tahap
pemahamannya; 7). Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama; 8). Orang
dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan itikad yang baik, adil, dan masuk
akal; 9). Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur
hidupnya, oleh karena itu, mereka lebih cenderung tidak mau bergantung pada
orang lain; 10). Orang dewasa menyukai hal-hal yang praktis; 11). Orang dewasa
membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalin hubungan dekat
dengan teman baru.
Keberhasilan pembelajaran dalam andragogi juga ditentukan
oleh kemampuan pengajar atau widyaiswara dalam menciptakan suasana kelas yang
kondusif. Keyakinan pengajar akan potensi manusia dan kemampuan semua peserta
didik untuk belajar dan berprestasi merupakan hal yang penting yang perlu
diperhatikan. Pengajar harus memahami bahwa perasaan dan sikap peserta didik
akan terlibat dan berpengaruh kuat pada proses belajarnya. Secara umum
karakteristik pengajar pada oarang dewasa diantaranya sebagai berikut: 1). Menjadi
bagian dari kelompok yang diajar; 2). Mampu menciptakan iklim yang kondusif
untuk belajar mengajar; 3). Mempunyai ras tanggung jawab yang tinggi,
pengabdian, dan idealisme untuk kerjanya; 4).Menirukan/mempelajari kemampuan
orang lain; 5). Menyadari kelemahan, tingkat keterbukan, dan kekuatannya. Mereka
tahu bahwa kekuatan yang dimiliki dapat menjadi kelemahan pada situasi
tertentu; 6) Dapat melihat permasalahan dan menetukan pemecahannya; 7). Peka
dan mengerti perasan orang lain melalui pengamatan; 8). Mengetahui bagaimana
menyakinkan dan memperlakukan orang lain; 9).Selalu optimis dan mempunyai itikad
baik terhadap orang lain; 10). Menyadari bahwa “perannya bukan mengajar, tetapi
menciptakan iklim untuk belajar; 11). Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai
segi positif dan negatif.
Dalam pembelajaran orang dewasa mengacu pada karakteristik
yang melekat sebagai pelajar. Berbagai model pembelajaran yang sesuai untuk
digunakan, diantaranya model pembelajaran:
1) Model Daur Pengalaman
Berstruktur dan Analisis Peran,
Yaitu model pembelajarn analisis dan partisipatif. Dengan
beberapa tahap, yaitu pengenalan dan penghayatan,mengungkapkan, pengolahan,
hingga penyimpulan cara pemecahan masalah, kebutuhan peningkatan mutu program,
dan kemampuan menurut pelajar. Merujuk pada model pembelajaran ini untuk analisis
peran peserta dapat menggunakan metode ATMAP (Arah, Terapan, Masalah dan
Peran). ATMAP yaitu upaya peningkatan kemampuan analisis dan sekaligus
penghayatan peserta terhadap perannya dalam menyelenggarakan program dalam
masyarakat. Aplikasinya berupa: 1). Arah program dan arah tugas, 2). Terapan
program dan tugas, 3). Masalah terapan program dan terapan tugas, 4). Alternatif
Pemecahan masalah terapan Program dan Terapan tugas, 4). Peran petugas
2) Model Latihan
Penyelidikan (Inquiry Training Model)
Meliputi lima fase yaitu : 1). Menghadapi pelajar untuk
berkonfrontasi dengan situasi teka teki, 2). Fase operasi pengumpulan data
untuk verifikasi hakikat objek. Kondisi, miliki dan situasi masalah yang
dikumpulkan dari pelajar, 3). Operasi pengumpulan data untuk eksperimentasi
meliputi : mengisolasi variable dan kondisi melalui eksperimentasi, mengajukan
hipotesis untuk menguji hubungan kausal melalui eksperimen, dimulai dan melanjutkan
kegiatan sebelumnya, 4). Mengajarkan bagaimana membuat perencanaan sistematis,5).
Mengumpulkan informasi dengan data dan menjelaskan masalah yang ada dengan
tepat, 6). Pengajar dan pelajar bekerjasama menganalisis setiap strategi.
3) Model Advance
Organizer,
Yaitu diberikan pengenalan materi terlebih dahulu sebelum
memberikan tugas pembelajaran yang tingkat abstraksinya lebih tinggi. Hal ini
untuk menjelaskan, mengintegrasikan dan menghubungkan materi dalam tugas
pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari. Advance Organizer umumnya
didasarkan pada konsep dan aturan disiplin. Dan dikaitkan dengan materi yang
bersifat actual (kurang abstrak) terlebih dahulu. Model ini juga digunakan
untuk menyiapkan perspektif baru. Beberapa fase dalam penerapan Advance
Organizer, yaitu : 1). Penyajian advance organizer meliputi
kegiatan : 1.1 Menjelaskn tujuan pembelajaran, 1.2 Menyajikan model
pembelajaran, mencakup : identifikasi batasan atribut, pemberian contoh, dan
menyediakan berbagai konteks. 2). Penyajian Materi tugas pelajaran : 2.1
Menyusun urutan materi pelajaran, 2.2. Memberikan perhatian pada pelajar, 2.3.Menyiapkan
bahan belajar yang bersifat eksplisit. 3). Memperkuat organisasi kognitif,
4). Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi secara terintegrasi, 5). Mengintensifkan
pembelajaran penerimaan aktif, 6). Berpikir kritis terhadap pengetahuan yang
dipelajari.
4) Pemerolehan
Konsep
Yaitu
model pembelajaran mencakup penganalisaan proses berpikir dan diskusi mengenai
atribut perolehan konsep.
Dapat disimpulkan bahwa andragogi adalah suatu model proses
pembelajaran yang dapat dilakukan pada orang dewasa sebagai sumber daya
manusia., juga sebagai teknologi pelibatan orang deasa dalam pembelajaran yang
merupakan pengelompokan teori belajar berdasarkan usia dan kemampuan berpikir
untuk mengikuti proses belajar dalam pembelajaran. Dan pembelajaran merupakan
suatu upaya sistematis untuk membantu SDM dalam mengendalikan sikap dan
perilakunya yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
https://greatmind.id/article/andragogi-proses-belajar-orang-dewasa
Hiryanto,Dinamika
Pendidikan Vol XXII No )1 Mei 2017-65 Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi serta
implikasinya dalam pemberdayaan masyarakat
https://www.kompasiana.com/unik/55008878a33311ef6f511659/teori-belajar-andragogi-dan-penerapannya
https://www.studilmu.com/blogs/details/andragogi-pembelajaran-orang-dewasa
Komentar
Posting Komentar